Senin, 22 November 2021

Balai Puncak Tiranggang


BEGINI!!! CERITA ADANYA BALAI TIRANGGANG, DIJALUR PENDAKIAN GUNUNG HALAU - HALAU 1901 MDPL


Kala itu dibawah terik matahari dengan roda dua yang  mengantarkan langkah ini dalam sebuah perjalanan  ketempat yang sering disapa orang-orang dengan sebutan  Atap Kalimantan Selatan. Tidak salah lagi, gunung Halau-Halau memang dikenal sebagai gunung tertinggi yang ada di kalimantan selatan. Meskipun ketinggiannya 1901 MDPL namun gunung ini memiliki jalur yang terbilang sulit. Sedikit bercerita mengenai basecamp pada jalur  menuju puncak Halau-Halau, dimana kita akan melewati puncak Tiranggang, Sungai Karuh, Jumantir, Simpang 3 Haraan, Penyaungan, dan puncak gunung Halau-Halau. Hutan meratus yang masih asri tentunya menyimpan banyak rahasia, yang selalu memberikan pengalaman berbeda dalam setiap perjalanannya.  Tentu saja, dibalik perjalanan menuju puncak halau-halau kali ini ada sesuatu yang menarik perhatian saya,namun bukan puncak Halau-Halau melainkan  Balai Puncak Tiranggang. Ada banyak pertanyaan yang terlintas dipikiran saya, mengapa demikian? 


Julak.... itulah panggilan kami kepada salah satu warga yang menetap di Balai Tiranggang. Sembari berbincang dan minum teh, ada rasa penasaran mengenai tempat dimana saya singgahi. Balai tiranggang mempunyai akses jalan yang cukup jauh, yaitu  ditempuh kurang lebih 4 jam tracking dari desa terakhir yang bisa dilalui kendaraan yaitu desa Kiyu namanya, dengan jalur yang menanjak untuk sampai ke Balai Tiranggang.  Dari segelintir pertanyaan yang membuat saya penasaran dengan Balai Tiranggang, ternyata dari kisah julak berhasil membuat saya ternganga, perbincangan terus mengalir layaknya hujan di sore itu, saya bertanya kepada julak mengenai kapan berdirinya Balai Tiranggang ini karna dari cerita yang saya dapat dari senior, dulu puncak Tiranggang ini masih tertutup oleh pepohonan belum terbuka saat saya kesana. Dari cerita yang julak alurkan sore hari itu, ternyata Balai Tiranggang ini baru saja di bangun pada tahun 2021.  Yang sengaja dibangun oleh pembakal disana,  semula warga yang mendiami Balai Tiranggang berasal dari desa Haraan yang ditempuh dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore, itupun basicnya orang lokal disana, kemungkinan jika saya yang berjalan bisa di tempuh 2 hari 2 malam, bahkan lebih :) sepertinya ya hehe. Bagaimana bisa begitu lama? Tentu saja, seperti yang saya sebutkan sebelumnya. Dari puncak Tiranggang kita akan melewati basecamp Sungai Karuh, Jumantir, lalu Simpang 3 Haraan, dengan jalur yang bisa dibilang memiliki tingkat pendakian berdasarkan teknis lebih dominan class 2 & 3, dimana kita memerlukan bantuan tangan atau pun kekuatan kaki untuk berjalan menanjak. Sudah terjawab? mengapa ke desa Haraan memerlukan waktu yang cukup lama dan kekuatan fisik serta mental yang matang. Nah hal inilah menjadi salah satu alasan kenapa warga desa Haraan dipindahkan  dan dibangunkan Balai Tiranggang. Karna akses yang terbilang sulit, hal ini dirasa untuk memudahkan pemerintah untuk meninjau masyarakatnya. Lalu, bagaimana dengan rumah mereka di desa haraan? apakah menjadi desa mati yang tidak berpenghuni? Wahh.... tidak begitu dong, kata julak mereka masih bolak balik ke desa Haraan dengan tujuan "Behuma" kalo yang diartikan dalam bahasa Indonesianya adalan "Berkebun". Seusai julak bercerita mengenai alasan mengapa adanya balai tiranggang, ada 1 pertanyaan yang membuat saya penasaran kembali. Bagaimana bisa ada desa Haraan yang lebih jauh dari Tiranggang? Jadi, seperti yang dijelaskan oleh julak sebelumnya warga desa Haraan masih bolak balik, meskipun sudah pindah ke Tiranggang karna behuma, dengan kata lain desa Haraan ada sebuah tempat matapencaharian, yang dijadikan sebagai tepat menetap saat itu.  Maka dari itu desa haraan semulanya dihuni  secara turun temurun yang diisi antara 4 atau 6  kepala keluarga.

Dari sekian banyak cerita yang dibagikan oleh julak kepada saya, hal ini membuat satu persatu pertanyaan saya terjawab. Bagaimana bisa ada sebuah desa  yang terletak jauh didalam hutan?  mereka memilih menetap disitu meskipun jauh ditengah hutan karna disanalah matapencaharian mereka. Ibarat orang merantau, mereka akan menetap disuatu tempat ketika mereka sudah mendapatkan matapencaharian mereka. Lalu, mengapa jarak tempuh kita dengan warga lokal itu jauh berbeda? karna mereka sebagai warga lokal sudah terbiasa dengan medan yang mereka jalani. Gambarannya seperti ini jika kita sering olahraga, maka ketika olahraga badan kita tidak akan pegal pegal karna kita sudah terbiasa olahraga. Tapi, lain hal jika kita jarang olahraga, satu kali olahraga pasti badan terasa pegal-pegal setelahnya hal ini dikarnakan kita belum terbiasa. Selain itu , tentunya adanya Balai Tiranggang karna warga desa Haraan sengaja dipindahkan untuk memudahkan peninjauan atau urusan yang yang dihandle oleh pembakal desa itu. 

Jika bisa kembali lagi ketempat yang sama, mungkin ceritanya akan berbeda. Cerita diatas bukan gambaran seseorang itu adalah orang yang sangat berpengalaman. Melainkan hanya menemukan cerita berbeda dari pengalammanya. Karna Setiap orang akan membawakan pengalaman yang berbeda meskipun ditempat yang sama. Jadi, dari pengalaman yang berbeda, mari kita berbagi pengalaman. #INITENTANGPENGALAMAN  See You.....


Beautiful View  Balai Tiranggang


View Halau - Halau from Tiranggang

Sabtu, 08 Mei 2021

Gunung Pindihan 1226 MPDL - Kalimantan Selatan

Manajemen Perjalanan Menuju Gunung Pindihan 1226 MDPL




Gunung Pindihan memiliki 2 jalur pendakian yang terdapat pada Desa papagaran

Kecamatan Hantakan Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan dan Dusun Mawak tanuhi Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Gunung Pindihan memiliki ketinggian 1226 MDPL termasuk salah satu pengunungan meratus, Gunung ini tercatat pada tahun 2020 termasuk dalam 10 Summit yang ada di Kalimantan Selatan. Perlu kita ketahui, sebenarnya masih banyak gunung-gunung yang ada di Kalimantan Selatan, namun belum terjamah keberadaannya. Sehingga 10 Summit Kalimantan Selatan Bisa saja berevolusi.

Estimasi waktu yang di mulai dari kota martapura menuju kota kandangan kurang lebih 3 jam paling cepat. Dan dari kandangan menuju simpang tiga tanuhi kurang lebih 45 menit dengan medan perjalanan masih beraspal, namun perlu hati – hati untuk yang pertama kali kesini karna medan perjalanannya naik turun dan tikungan tajam. Di sepanjang perjalanan menuju simpang tiga tanuhi kita akan melewati beberapa objek wisata yang terdapat di loksado. Di tanuhi sendiri terdapat obyek wisata pemandian air panas.

Untuk sampai ke basecamp kita akan melewati medan perjalanan yang masih bisa di lewati motor, untuk jalan itu sendiri berupa jalan setapak berpaving.Namun, sebaiknya jika ingin kesana lebih baik service motor terlebih dahulu. Karna, jalan yang kita lewati ini berupa tanjakan. Untuk menuju gunung pindihan, bisa memakai jasa guide lokal juga. Masyarakat di desa ini sangat ramah dan masih memiliki kebudayaan yang sangat pekat dengan budaya dayaknya. Selamjutnya, untuk memulai perjalana dari Basecamp menuju Puncak itu membutuhkan waktu 6 jam paling lambat. Hal ini termasuk dalam tingkat pendakian berdasarkan waktu Grade II tingakat pendakian, pasalnya dapat di tempuh setengah hari saja. Meskipun, dapat di tempuh dalam setengah hari saja. Tetap saja jalur pendakian itu tidak bisa di remehkan.

Jalur Track Gunung Pindihan

Sebelum meninggalkan basecamp dan memasuki jalur pendakian, kita akan

melewati beberapa kebun warga setempat. Nah, untuk Jalur pendakian itu sendiri dari basecamp menuju pos 1 tracknya langsung menanjak dan tracknya panas sehingga tubuh memerlukan cairan berlebih atau mudah haus. Memerlukan waktu sekitar 1 jam 30 menit untuk sampai ke pos 1. Di pos 1 terdapat pondokan kecil yang sudah di buat warga untuk beristirahat. Jalur track yang menanjak memang langsung membuat tubuh kita cepat lelah oleh karna itu persiapan fisik di perlukan setiap pendakian. Karna kita tidak tahu di lapangan seperti apa. Kekuatan fisik ataupun jalur pendakian itu pasti berbeda-beda. Maka dari itu, diperlukan persiapan Training Camp sepeti joging, push up dan olahraga lainnya. Hal ini dapat menunjang daya tahan tubuh ataupun kekuatan fisik kita nanti di lapangan.


Selanjutnya, dari sepanjang pos 1 menuju pos 2 jalur pendakian terus menanjak tidak ada bonus atau tanah landai, di pos 2 adalah titik terakhir ada mata air. Tentunya, kita harus mengisi penuh botol untuk minum dan memasak di puncak nantinya. Kita harus sabar untuk menunggu air terisi penuh di dalam botol karna mata air yang ada disana Cuma ada satu aliran kecil. Untuk tingkat pendakian menggunakan teknik pos 1 dan pos 2 itu termasuk dalam Class II tingkat pendakian karna membutuhkan bantuan tangan. Jika ingin memudahkan pendakian bisa saja kita menggunakan tracking pole. Setelah, melewati pos 2 tanjakan sudah mulai berkurang, sampai menuju puncak juga terasa sejuk karna rimbunan pohon besar sudah mulai di lalui. Ada terdapat beberapa tumbuhan lumut sedikit dan batuan gunung yang besar di jalur pendakian. Yang membuat pendakian ini terasa asyik adalah ada beberapa jalur yang terdapat pohon besar yang tumbang jadi kita harus melewati pohon tumbang itu sehingga perjalanan terasa sedikit berbeda.

Ada beberapa yang patut kita perhatikan, yang pertama adalah etika. Selanjutnya adalah sebaiknya jika kesini menggunakan lengan panjang atau sarung tangan. Karna disni banyak terdapat ulat bulu yang kecil sehingga kita tidak bisa melihat keberadaanya. Tidak hanya itu bulu, ulat bulu yang masih tertinggal di pohonan pun masih bisa membuat gatal. Maka dari itu saran yang paling baik untuk menghindari hal tersebut adalah memakai baju lengan panjang atau sarung tangan. Namun, jika sudah terkena ulat bulu sebaiknya basuh pakai air garam, dan jangan digaruk atau jangan sampai terkena air bahkan sampai mandi karna itu akan membuat bulu, ulat bulu semakin menyebar. Pacat pun masih terdapat disini tapi hanya satu atau dua pacat karna jalur pendakian ini memang sering di lalui warga sekitar untuk bercocok tanam.

Di puncak gunung pindihan itu area campnya di penuhi dengan batuan besar sehingga cukup sulit untuk memasang tenda. Namun, hal ini tentunya di selingi dengan keindahan backgorund pindihan yang menampakkan dua gunung. Yaitu, atap murakarta atau yang sering di sebut orang dengan gunung Halau-halau 1901 MDPL dan gunung periuk 1430 MPDL. Suhu di gunung pindihan tersebut juga terbilang cukup dingin. Oleh karna itu, sangat di perlukan persiapan untuk safety kita di lapangan sehingga tidak terjadi hal hal yang tidak di inginkan.


Senin, 23 November 2020

Puncak Haur Bunak 1141 MDPL - Kalimantan Selatan

Manajemen Perjalanan Gunung Haur Bunak 1141 MDPL



    Gunung Haur Bunak merupakan gunung yang memiliki ketinggian 1141 MDPL yang terletak pada Desa Pa’au Kecamatan Aranio Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan Indonesia. Dari manajemen Gunung Haur Bunak sendiri perjalanan memakan waktu sekitar 2 hari 2 malam dengan pulang. Untuk keberangkat kesana kami telah menyiapkan berbagai perlengkapan Perjalanan dan Manajemen Logistik. 


    Dari Manajemen perjalanan ke Gunung Haur Bunak itu sendiri estimasi perjalanan mulai dari Kota Martapura menuju pelabuhan Riam Kanan memakan waktu kurang lebih 30 menit. Sebelum perjalanan kesana sebaiknya menghubungi pihak taksi desa Pa’au untuk booking sehingga tidak ketinggalan, karna taksi ke desa tersebut hanya satu kali keberangkatan Jam 7 pagi dari Desa Pa’au – Pelabuhan Riam Kanan. Paling lambat sore jam 4 dari Pelabuhan Riam Kanan – Pa’au dengan Transfortasi Rp. 15.000/orang untuk menyeberang ke desa itu sendiri memakan waktu sekitar 1,5 jam. Dalam perjalanan ke gunung haur bunak di wajibkan menggunakan jasa Guide dengan estimasi harga Rp. 150.000/perhari jika makan guide dari kita yang menanggung. Sedangkan, Rp. 200.000/perhari jika guide membawa makan sendiri. Ada 3 jalur dengan  plus  minusnya : 

  

  1.  Jalur pilajau 7 jam paling cepat sampai puncak haurbunak. Teduh tapi tanjakan lumayan panjang. 
  2. Jalur sakendet 7 jam paling cepat sampai puncak, melewati air tejun skendet, ada pos/camp manjangan, tanjakan lebih  sedikit dibanding jalur  plajau. Tapi 1/3 jalan lumayan panas. 
  3. Jalur penyaluhan 10 jam smpai puncak melewati air terjun penyaluhan, jalur tanjakan lebih sedikit dan teduh.

Waktu tempuh dari 3 jalur di atas belum termasuk istirahat. Untuk 3-4 jam sebelum  puncak tidak ada mata air, jalan berlumut dan basah.


 

Jalur Tracking Gunung Haur Bunak

 

    Pada tanggal 22 September 2020 perjalanan menuju Gunung Haur Bunak  dengan 5 orang  di mulai dari berbagai kota seperti Barabai, Kandangan, Banjarmasin, dan Martapura. Keberangkatan kami dengan Meeting Point di Martapura pada saat sore hari. Namun, sebaiknya sampai pelabuhan siang karna untuk meminimalisir ketinggalan kapal. Dalam perjalanan menuju dengan Pa’au menggunakan Kapal kalian akan disungguhi dengan pemandangan bukit – bukit yang dapat dilihat diatas kapal saat melalui bendungan Riam Kanan. Sesampai di desa kalian harus melapor kepada pembakal atau penanggung jawab pendakian dengan mengisi buku tamu. Ada 2 pilihan setelah mengisi buku tamu, kalian bisa bermalam di kampung dengan Rp. 3000/orang atau langsung tracking ke shelter. Jadi, untuk perjalanan kami ini memilih untuk bermalam di kampung karna dengan alasan jam sudah menunjukkan jam 9 sehingga tidak memungkinkan menuju shelter. Ada beberapa masalah yang menyebabkan kami sesampai di kampung malam karna kami ketinggalan kapal dan harus menyewa klotok dengan kisaran harga Rp. 45.000/orang. Seperti yang dituliskan diatas sebaiknya sampai pelabuhan siang untuk meminimalisir ketinggalan kapal sehingga tidak terlalu bayar mengeluarkan uang.


       Pada tanggal 23 September 2020 hari pendakian di mulai dari jam 8 melalui jalur Skendet. Dari kampung menuju shelter terdapat jalur sepertiga panas dan kurang lebih dengan waktu 1 jam untuk sampai di shelter, jalur pendakian ini masih banyak terdapat sumber air dan di shelter jalur skendet sendiri terdapat sungai batu balian.  Dilanjut kan dari shelter menuju  air terjun skendet memakan waktu kurang lebih 4 jam sebelum sampai di air terjun harus menyeberang sungai terlebih dahulu dengan jalur pendakian masih landai dan sedikit menanjak namun tanjakan, setelah air terjun sendiri lebih banyak memerlukan bantuan tangan atau berpegang pada akar pohon.  Mungkin  kurang lebih 15 menit naik keatas setelah air terjun akan sampai ke Pos 2. Dari pos 2 menuju pos 3 itu memakan waktu sekitar 3 jam. Di pos 3 sendiri merupakan sumber mata air terakhir berada dengan turun sekitar 20 menit. Jadi, untuk tingkat pendakian dari Shelter ke Pos 3 memiliki tingkat  pendakian berdasarkan teknik termasuk dalam Class 1 & 2 yang paling dominan atau lintas alam tidak memerlukan bantuan atau membutuhkan bantuan tangan. Dan ada beberapa jalur yang termasuk dalam Class 3. Dengan artian jalur ini masih landai atau bisa membutuhkan bantuan dengan tracking pole. Dan jalur yang termasuk dalam Class 3 dimana jalur harus membutuhkan bantuan tangan atau kaki seperti berpegang di akar pohon atau batang pohon untuk memudahkan naik pada tanjakan tersebut.  Sedangkan tingkat pendakian berdasarkan waktu atau  Grade  dari kampung ke pos 3 termasuk Grade 2-3  dalam artian memerlukan waktu setengah hari atau seharian penuh tergantung kekuatan fisik.

 Saran dari jurnal ini merekomendasikan untuk ngecamp di pos 3  demikian memudahkan kalian dengan mengurangi beban karna jika harus melanjutkan perjalanan menuju pos 4 memerlukan waktu 2 jam lagi dengan tingkat pendakian berdasarkan teknik termasuk dalam Class 3 dimana kalian harus memerlukan bantuan tangan dan kaki untuk berpegang erat demi memudahkan untuk naik keatas. Hal ini, kami menyarankan  para pembaca untuk ngecamp di pos 3 karna demi memudahkan dan menyimpan tenaga karna hal yang perlu di perhatikan :

 

  1. Mata air terakhir ada di pos 3
  2. Harus membawa air kurang lebih 10L
  3. Track yang sangat menanjak

 

Dari 3 hal yang perlu diperhatikan di atas dapat disimpulkan bahwa jika kalian meneruskan perjalanan ke pos 4 meskipun dengan 2 jam saja. Namun, tenaga kalian sudah berkurang karna harus tracking seharian penuh. Seperti yang tertera di atas mata air terakhir berada di pos 3 berarti jika kalian melanjutkan ke pos 4 maka beban bawaan kalian akan bertambah dengan track yang tidak mudah atau track yang sangat menanjak. Tentunya ini sangat mengguras tenaga. Tapi, jika kalian ngecamp di pos 3 beban bawaan ke puncak hanya dengan membawa air dan makanan ringan saja. Untuk estimasi waktu dari pos 3 ke puncak memakan waktu kurang lebih 4 jam. Dengan perjalanan jalur yang akan di lewati hutan rimbun  sampai menuju pos 4. Setelah melewati pos 4 dimana jalur pendakian itu masuk daerah hutan lumut yang sangat rimbun untuk jalur sendiri hanya muat 1 orang saja.  Jadi, tingkat pendakian dari pos 3 sampai puncak itu memiliki tingkat pendakian dengan Class 3 yang lebih dominan  dan untuk tingkat pendakian berdasarkan waktu  termasuk dalam Grade 1 yang dapat ditempuh dalam beberapa jam saja. Untuk suhu dalam perjalanan di hutan lumut itu dingin, untuk menghindari terkena hipotermia harap menyiapkan safety sebaik mungkin dan jangan terlalu lama berdiam.

 

Flora dan Fauna yang terdapat di Gunung Haur Bunak 1141 MDPL


Untuk Flora yang sangat menarik perhatian pada Gunung Haur Bunak ini adalah tumbuhan lumut yang terdapat pada seluruh pohon dan Kantong Semar. Sedangkan untuk Fauna Sendiri terdapat Pacat dengan berbagai macam jenis, juga terdapat kepiting merah, dan Laning, laning ini merupakan hewan mirip seperti lebah namun hewan ini mempunyai sarang di bawah tanah atau di dalam kayu-kayu pohon yang sudah rapuh.

 

Balai Puncak Tiranggang

BEGINI!!! CERITA ADANYA BALAI TIRANGGANG, DIJALUR PENDAKIAN GUNUNG HALAU - HALAU 1901 MDPL Kala itu dibawah terik matahari dengan roda dua y...